KUNJUNGI SITUS WWW.EYANGTOGEL.COM, TOGEL ONLINE TERPERCAYA DAN PERMAINAN DINGDONG

Sabtu, 28 November 2015

BERCINTA DENGAN BIBI KU


Ma, minta susu..! teriak seorang bocah kepada mamanya.

"Iya bentar!" teriak mamanya dari dalam kamar.
Bocah kecil tersebut adalah anak dari mama yang disebut tadi. Kita sebut saja namanya Ras. Ras merupakan istri dari abang mama saya, mengertikan? Jadi saya seharusnya memanggilnya bibi, tapi karena suatu alasan, dia kami panggil Mbak dan dia tidak keberatan kok dipanggil begitu. Suaminya saat itu bekerja di luar negeri dan dia ditinggal di rumah mertuanya yaitu nenek saya. Suaminya telah lama pergi dan hanya pulang sekali dalam setahun.
Pada saat itu umur saya baru akan menginjak 17 tahun, dan sekolah di salah satu perguruan swasta di kota saya dan pada saat itu sekolah kami sedang libur, jadi otomatis di rumah sepi karena semua penghuni rumah sudah keluar entah ke mana. Di rumah kami tinggal bersama nenek, dan 5 orang sepupu saya yang tentu saja lebih kecil dari saya semuanya.
Jam baru menunjukkan pukul 9.00 pagi. Nenek saya sedang pergi ke pasar dan biasanya bila beliau ke pasar tidak pernah sebentar. Kelima sepupu saya sudah keluar dari tadi pagi jadi yang tinggal di rumah cuma saya dan Mbak Ras serta anaknya yang baru berumur 5 tahun. Saya dan Mbak Ras bisa dibilang sangat dekat, karena kami sering berbicara dan bercanda bersama. Jadi di antara kami berdua sangat terbuka. Namun pada saat itu saya tidak berani berbuat macam-macam kepadanya, tapi kalau berpikir macam-macam sih pasti ada, he he he.
"Ma, buatkan susu dong!" celoteh bocah tadi menagih janjinya tadi.
"Iya, nih tiap hari minum susu aja. Susu mahal tau!" mamanya menyodorkan sebotol susu kepada anaknya dan diterima anaknya dengan gembira tanda bahwa dia tidak mau mengerti tentang kemahalan susu.
Memang anaknya setiap bangun tidur dan sebelum tidur selalu meminta susu. Kebetulan lagi pada saat itu saya baru selesai sarapan pagi dan timbul keisengan saya untuk bercanda kepada Mbak Ras.
"Saya juga minta susu dong Mbak!" kata saya sambil menyodorkan gelas kepadanya.
"Eh.. loe itu udah gede, itu kan susu buat anak-anak", balas Mbak Ras.
"Lho, jadi kalau udah gede gak boleh minum susu?" tanya saya sambil pasang muka tak berdosa.
"Bukannya nggak boleh, tapi itukan susu buat anak-anak", tegasnya sekali lagi.
"Jadi yang buat orang dewasa mana?" tantang saya kepadanya.
"Ini!" sambil menunjuk kepada buah dadanya yang sepertinya cukup besar dan padat itu.
Terang saja saya terkejut, dan saya pun malu karena dia tidak biasanya bercanda sampai begitu.
Sebenarnya saya tahu kalau dia itu sebenarnya sudah sangat haus dengan seks. Bayangkan saja selama hampir setahun tidak berhubungan dengan suaminya, siapa yang tahan. Dan argumen saya ini juga telah saya buktikan. Kebetulan kamar saya yang berada di lantai 2 tepat di atas kamar mandi, dan lantai 2 hanya berlantaikan papan jadi iseng-iseng saya melubangi papan itu biar bisa mengintip orang mandi. Saya sering mengintip Mbak Ras mandi dari lubang itu dan saya lihat bahwa Mbak Ras sangat sering merangsang dirinya sendiri di kamar mandi, misalnya dengan memijat-mijat dadanya sendiri dan mengelus-elus kemaluannya sendiri. Jadi dari itu saya mengambil kesimpulan kalau dia sering terangsang.
"Kok bengong? mau minum susu nggak?" ucapnya membuyarkan lamunanku.
"Apa masih ada? anak Mbak kan udah lima tahun?" jawab saya menetralisir kekagetan saya.
"Gak tau dech.. kamu coba aja, hehehe.. udah dech.." katanya sambil melewati saya menuju kamar mandi kemudian berbisik sekilas kepada saya.
"Pintu kamar mandi nggak Mbak kunci."
Terang saja saya senang sekali, soalnya saya sering baca buku porno dan pernah berkhayal kalau saya melakukan hubungan badan dengan Mbak Ras dan sepertinya sekarang bisa terwujud. Saya membuka pintu kamar mandi perlahan dan saya lihat Mbak Ras sedang membelakangi saya menggantung pakaian yang akan dipakainya. Dengan perlahan juga saya tutup pintu kamar mandi dan menguncinya tanpa suara.
Saya melihat Mbak Ras mulai membuka baju tidurnya tanpa membalikkan tubuhnya. Sepertinya dia tidak sadar kalau saya sudah berada di dalam. Setelah baju dilepas kemudian tangan saya menuju ke pengait BH-nya bermaksud membantu membuka BH-nya. Dia kaget karena tiba-tiba ada orang di belakangnya namun setelah mengetahui bahwa yang di belakangnya adalah saya dia tersenyum dan membiarkan saya melanjutkan kegiatan saya. Setelah BH-nya terbuka saya kemudian melemparkannya ke tong tempat baju kotor.
"Mbak, susunya boleh saya minum sekarang", tagih saya kepadanya.
Dia hanya mengangguk dan kemudian membalikkan badannya. Terlihatlah olehku dua buah tonjolan di dalamnya yang selama ini belum pernah saya lihat secara langsung. Sebelumnya saya hanya mengintip. Kemudian dia menyodorkan dadanya kepada saya dan dengan cepat saya sambar dengan mulut saya. Dia hanya mendesis tidak jelas. Lama saya menghisap dan menjilat kedua dadanya membuat dia terus menggelinjang dan menjambak rambut saya. Dadanya kanan kiri secara bergantian menjadi korban keganasan lidah saya.
Mbak Ras kemudian secara lembut membuka kaos saya dan tanpa saya sadari kaos saya sudah terlepas. Mungkin karena keasyikan meminum susu alam. Sementara tangan saya yang kiri mulai meraba-raba perutnya sedangkan yang kanan mengusap-usap dadanya yang sebelah kanan. Sementara mulut saya dengan menjulurkan lidah keluar mempermainkan puting susu yang sebelah kiri yang membuat Mbak Ras semakin ngos-ngosan. Tangan saya sebelah kiri mulai nakal dengan menyusupkan jari-jarinya ke celana tidurnya yang belum dibuka. Tangan Mbak pun tidak mau kalah, dia pun mulai mencari-cari sesuatu di selangkangan saya dan setelah menemukannya dia pijat dengan lembut. Kemaluan saya yang merasakan ada rangsangan dari luar celana semakin meronta minta keluar. Mbak Ras yang sudah berpengalaman itu kemudian membuka reitsleting celana saya dan kemudian melorotkannya ke bawah dengan menggunakan kakinya karena dia tidak bisa membungkuk sebab dadanya sekarang masih berada dalam kekuasaan saya.
Setelah CD saya dibuka, tangannya yang sekarang lebih nakal mulai mengocok perlahan batang kejantanan saya dan itu jelas saja membuat saya terbang tinggi, sebab baru kali ini batang kejantanan saya yang satu ini dipegang oleh tangan seorang wanita yang lembut. Mbak Ras makin menjadi ketika jilatan saya turun ke perutnya dan bermain di sekitar pusarnya dan kemudian dengan sekali tarik celana tidur yang dari tadi menghalangi pemandangan indah saya buka dan sekarang di depan saya berdiri seorang wanita hanya dengan celana dalam krem yang jika diperhatikan lebih seksama bisa dilihat transparan, tapi siapa yang sempat melihat ketransparanannya itu kalau sudah terangsang.
Jilatan saya turun agak ke bawah menuju ke kemaluannya yang ditumbuhi bulu-bulu yang rapi namun karena sudah basah terlihat acak-acakan. Saya menjilati liang kemaluannya dari luar CD-nya. Itu sengaja saya lakukan agar bisa lebih merangsangnya. Dan ternyata benar dia tidak sabar dan segera menurunkan CD-nya sendiri. Saya hanya tersenyum memandang ketidaksabarannya itu, dan jilatan saya lanjutkan tetapi tetap belum menyentuh lubang kenikmatannya itu yang membuat dia blingsatan dengan menggerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan yang bertujuan agar jilatan saya berlanjut ke liang kemaluannya. Saya lihat kemaluannya sudah banjir, karena tidak pernah merasakan cairan dari wanita maka jilatan saya pun merambah ke liang kemaluannya. Asin! tapi kok enak yah kata saya dalam hati.
Mbak Ras pun kembali mendesis keenakan, "Ahh.. terus Tango", ujarnya. Lidah saya pun mulai bermain cepat. Tiba-tiba tubuh Mbak Ras mengejang dan diikuti dengan desahan panjang, "Ahh.. nikmat sekati Tango. Pemanasan kamu sungguh hebat." Kemudian dia pun duduk di lantai kamar mandi dengan perlahan. Setelah puas dengan kemaluannya, saya kembali ke atas dan mencoba untuk melumat bibirnya. Bibir yang dari tadi mendesis tidak karuan itu kemudian melumat bibirku yang baru saja sampai di depannya. Lama kami saling melumat sambil tangan kanan saya memainkan puting susunya dan tangan yang satunya lagi mencari lubang kewanitaannya dan menekan-nekan klitorisnya yang jelas saja membuat lumatan bibirnya semakin menjadi.
Tangannya pun tidak mau kalah, sambil berpagutan dia mencari kembali batang yang tadi sempat dilepasnya karena kenikmatan yang dia rasakan. Setelah ketemu, kemudian dia mulai menggerak-gerakkan tangannya mengocok kemaluanku yang sudah sangat tegang dan membesar sambil sesekali mengusap bagian kepalanya yang sudah mengeluarkan cairan bening kental. Kemudian secara perlahan-lahan saya mendorong kepalanya ke belakang agar dia rebah ke lantai kamar mandi. Setelah dia rebah, Mbak Ras mendorong dada saya lembut yang membuat saya terduduk dan dia kemudian bangkit kembali. Saya terkejut, saya mengira dia telah sadar dengan siapa dia sedang bermain, namun dengan seketika keterkejutan saya hilang sebab dia kemudian dengan sikap merangkak memegangi kelamin saya dan kemudian dia malah memasukkan kelamin saya ke mulutnya.
Ahh.. terasa nikmat sekali sebab Mbak Ras sangat pandai memainkan kemaluan saya di dalam mulutnya. Saya bisa merasakan lidahnya bermain dengan lincahnya. Saya juga merasakan kepala kemaluan saya dipermainkan dengan lidahnya yang lincah itu. Setelah bermain lama di bawah situ, mulutnya kemudian merambah ke atas menciumi perut, kemudian dada saya dan kemudian kembali ke mulut saya, namun karena saya tahu dia baru saja melepaskan mulutnya dari kemaluan saya, saya berusaha menghindar dari lumatan bibirnya dan mencoba agar dia tidak tersinggung dengan mencium pipinya dan kemudian telinganya. Tangan saya yang menganggur kemudian saya suruh bekerja lagi dengan mengusap-usap selangkangannya dan terdengar dia berbisik kepada saya, "Masukkan ahh.. sekarang yahh, Mbak udahh kepingin.. banget.. nih.. ahh."
Saya kemudian mengambil inisiatif dengan mendorong Mbak Ras agar kembali rebah dan dengan perlahan dia menuruti kemauan saya dengan rebahan di lantai kamar mandi. Saya kemudian mengambil segayung air dan menyiramkan ke tubuhnya dan kemudian satu gayung lagi untuk disiramkan ke tubuh saya sendiri.
Setelah kami berdua basah, tangan kanan saya kemudian meremas-remas dadanya sedangkan tangan kiri saya memegang kejantanan saya menuju ke lubang sejuta kenikmatan. Mbak Ras pun sudah siap menerima terjangan saya dengan membuka kedua kakinya agar memudahkan saya memasukinya. Dengan perlahan tapi pasti saya mencoba untuk memasukkan kepunyaan saya yang dari tadi sudah tegak ke kemaluannya. Namun karena sudah lama dia tidak tersentuh laki-laki, membuat saya agak susah juga untuk menancapkannya. Beberapa kali saya arahkan batang saya, namun agak susah untuk berhasil, dan setelah beberapa tusukan, akhirnya kelamin saya masuk dengan sukses ke selangkangannya. Yah, cengkeraman liang kemaluannya sungguh nikmat, karena saat itu liang kemaluannya sangat sempit dan itu sudah membuat saya merem melek, dan dengan gerakan pelan saya mulai menaik-turunkan pinggul saya. Saya melihat Mbak Ras mengerang kenikmatan sampai bola matanya hilang, dan dia juga meggerak-gerakkan pinggulnya ke kiri dan ke kanan dengan maksud agar semua ruang di liang kemaluannya terjejali dengan kemaluanku yang sudah mulai memompa. Setiap pompaan membuat dia mendesah tidak karuan.
Setelah beberapa menit, dia kemudian memelukku dengan erat dan membalikkan tubuhku dan tubuhnya. Kini dia sudah berada di atasku, dan gantian dia yang menaik-turunkan pinggulnya mengejar kenikmatan yang tiada tara. Sementara itu tanganku yang sudah bebas kembali memainkan susunya dan mengusap-usap punggungnya.
"Ssaayyaa.. udah ahh.. mau.. keeluar nihh.." desahnya.
Mendengar desahannya yang begitu seksi saya semakin terangsang dan saya mulai merasakan ada sesuatu tenaga dalam yang ingin dikeluarkan dan semua sepertinya sudah terkumpul di kejantanan saya.
"Saya juga udah mau keluar Mbak..!" desis saya mempercepat gerakan pinggul saya dari bawah.
"Tahann.. sebenntaarr.." katanya.
"Biaarr.. Mbak kee.. luar dulu.. ouhh.."
Saya pun mengerti untuk tidak mengeluarkannya di dalam, sebab dengan alasan apapun saya tidak mau sperma yang saya keluarkan ini menjadi anak dari rahim bibi saya. Saya berusaha untuk menahan, sesaat kemudian terasa cengkeraman di kelamin saya terasa kuat dan terasa hangat, tubuh Mbak Ras kembali mengejang. Kalau saya tidak mencabut kemaluan saya dengan sedikit mendorong perut Mbak Ras, mungkin saya pun akan mengalami orgasme bersamaan dengan Mbak Ras. Untung saja saya sigap, sesaat kemudian Mbak Ras terkulai lemas di atas tubuh saya menikmati sisa-sisa kenikmatan. Paha saya terasa hangat karena pelumas yang keluar dari liang kemaluan Mbak Ras.
Saya pun memeluknya, dan membalikkan tubuhnya karena saya belum terpuaskan saya pun kembali merangsang Mbak Ras dengan jilatan di sekitar selangkangannya. Setelah berkisar 3 - 4 menit Mbak Ras kembali terangsang dan menyuruh saya memasukkan lagi kepunyaan saya ke dalam kemaluannya. Tanpa ba-bi-bu lagi, langsung saya tancapkan ke dalam kemaluannya. Kali ini lebih mudah karena kemaluan kami berdua memang telah licin. Setelah memompa beberapa menit, saya kembali merasakan gelombang kenikmatan dan dengan segera saya mencabutnya dan mengocok-ngocoknya dengan tangan sendiri. Namun tidak disangka, Mbak Ras kemudian menangkap kemaluan saya dan menggantikan tangan saya dengan tangannya dan kemudian memasukkan kemaluan saya ke dalam mulutnya. Ahh.. terasa sungguh nikmat, apalagi permainan lidahnya membuat saya tidak bisa bertahan lama dan akhirnya semua saya keluarkan di dalam kuluman mulutnya.
Tapi saya tidak melihat dia melepaskannya, dia seakan tidak mau melepaskan kemaluanku yang sedang muntah dan dia menghisap habis semua muntahannya tanpa sisa. Setelah saya merasakan pelumas dari dalam tubuh saya habis, batang kemaluan saya pun perlahan-lahan kembali mengecil. Melihat hal itu, Mbak Ras kemudian melepaskan batang kemaluan saya, dan tersenyum kepada saya. Kemudian dia berbisik, "Tango, terima kasih yah, Mbak udah lama nggak menikmatinya dari pamanmu, entar lain kali kalau ada kesempatan bisa kan kamu puasin Mbak lagi?" Dengan masih terduduk di lantai saya mengangguk sambil tersenyum nakal kepada Mbak Ras. Kemudian kami pun mandi sama-sama, saling membersihkan diri dan sesekali tangan saya bergerak nakal menyentuh payudaranya yang tadi pentilnya sempat mencuat.
Setelah kejadian pertama itu, kami pun sering melakukannya di hari Minggu atau hari-hari libur dimana keadaan rumah sedang sepi. Kadang di kamar mandi, kadang di kamarnya. Namun setelah beberapa bulan kami melakukanya, dia mendengar bahwa suaminya yang di luar negeri sudah menikah lagi dan dia pun memutuskan untuk kembali ke rumah orang tuanya di Jakarta. Dan setelah kepergiannya atau lebih tepatnya kepulangannya ke Jakarta saya tidak pernah mendengar kabarnya lagi sampai sekarang.
TAMAT

Jumat, 27 November 2015

MENANTU SUPER SEXY


Hans, 56 tahun, dengan perutnya gendut yang kebanyakan minum bir, kepalanya mulai botak dan sudah menduda selama 10 tahun. Setelah rumahnya dijual untuk membayar hutang judinya, dia terpaksa datang dan menginap di rumah putranya yang berumur 28 beserta menantu perempuannya. Sekarang dia harus menghabiskan waktunya dengan pasangan muda tersebut sampai dia dapat menemukan sebuah rumah kontrakan untuknya.
Diketuknya pintu depan dan Ester, menantu perempuannya yang berumur 24 tahun, muncul memakai celana pendek putih dan kemeja biru dengan hanya tiga kancing atasnya yang terpasang, memperlihatkan perutnya yang rata. Rambutnya yang berombak tergerai sampai bahunya dan mata indahnya terbelalak menatapnya.
"Papi, aku pikir papi baru datang besok, mari masuk", katanya sambil berbalik memberi Hans sebuah pemandangan yang indah dari pantatnya.
Dengan tingginya yang 175 itu, dia terlihat sangat cantik. Dia mempunyai figur yang sempurna yang membuat lelaki manapun akan bersedia mati untuk dapat bercinta dengannya.
"Johan masih di kantor, sebentar lagi pasti pulang."
"Kupikir aku hanya nggak mau ketinggalan bus", kata Hans sambil duduk.
"Nggak apa-apa", jawab Esty, membungkuk ke depan untuk mengambil sebuah mug di atas meja kopi.
Dengan hanya tiga kancing yang terpasang, itu memberi Hans sebuah pemandangan yang bagus akan payudaranya, kelihatan sempurna. Memperhatikan hal tersebut menjadikan Hans ereksi dengan cepat, dan dia harus lebih berhati-hati untuk menyembunyikan reaksi tubuhnnya. Esty duduk di sofa di depan Hans dan menyilangkan kakinya, memperlihatkan pahanya yang indah. Posisi duduknya yang demikian membuat pusarnya terlihat jelas ketika dia mulai bertanya pada Hans tentang perjalanannya dan bagaimana keadaannya.
"Perjalanan yang melelahkan", Hans menjawab sambil matanya menjelajahi dari kepala hingga kaki pada keindahan yang sedang duduk di depannya.
Sudah lebih dari 5 tahun sejak Hans berhubungan seks untuk terakhir kalinya. Setelah isterinya meninggal, Hans sering mencari wanita panggilan. Tetapi hal itu semakin membuat hutangnya menumpuk, dan dia tidak mampu lagi untuk membayarnya. Esty menyadari kalau kemejanya memperlihatkan beberapa bagian tubuhnya pada mertuanya, maka dia dengan cepat segera membetulkan kancing kemejanya.
"Aku harus ke atas, mandi dan segera menyiapkan makan malam. Anggap saja rumah sendiri", katanya sambil berjalan naik ke tangga.
Mata Hans mengikuti pantat kencangnya yang bergoyang saat berjalan di atas tangga dan dia tahu bahwa dia memerlukan beberapa format pelepasan?dengan segera. Kemudian telepon berbunyi. Hans mengangkatnya.
"Halo"
"Hallo, ini papi ya?", itu Johan.
"Ya Jo", jawab Hans.
"Pi, aku khawatir harus meninggalkan papi untuk urusan bisnis dan mungkin nggak akan kembali sampai Senin. Ada keadaan darurat. Maafkan aku soal, ini tapi papi bisa kan bilang ini ke Esty, aku harus mengejar pesawat sekarang. Maafkan aku tapi aku akan telepon lagi nanti". Mereka mengucapkan selamat jalan lalu menutup teleponnya.
Hans memutuskan untuk menaruh koper-kopernya. Dia berjalan ke atas, melewati kamar tidur utama, terdengar suara orang yang sedang mandi. Hans menaruh koper-kopernya dan pelan-pelan membuka pintu kamar tidur itu lalu menyelinap masuk. Ada sepasang celana jeans berwarna biru di atas tempat tidur, dan sebuah atasan katun berwarna putih. Hans mengambil atasan itu dan menemukan sebuah pakaian dalam wanita dibawahnya. Ini sudah cukup. Diambilnya celana dalam itu, membuka resliting celananya, dan mulai menggosok kemaluannya dengan itu. Jantungnya berdebar mengetahui menantu perempuannya sedang berada di kamar mandi di sebelahnya selagi dia sedang memakai celana dalamnya untuk format pelepasan?dirinya. Dipercepatnya gerakannya sambil mencoba membayangkan seperti apa Esty saat di atas tempat tidur, dan bagaimana rasanya mendapatkan Esty bergerak naik turun pada penisnya.
Hans hampir dekat dengan klimaksnya ketika dia mendengar suara dari kamar mandi berhenti. Dengan cepat Hans menaruh pakaian itu ke tempatnya semula dan keluar dari kamar itu. Dia menutup pintunya, tapi masih membiarkannya sedikit terbuka. Baru saja dia keluar, Esty muncul dari kamar mandi dengan sebuah handuk yang membungkus tubuhnya. Hans bisa langsung orgasme hanya dengan melihatnya dalam balutan handuk itu, lalu dia tahu dia akan mendapatkan yang lebih baik lagi.
Esty melepas handuknya, membiarkannya jatuh ke lantai, tidak mengetahui kalau mertuanya yang terangsang sedang mengintip tiap geraknya. Dia mendekat ke pintu, saat dia pertama kali melihatnya Hans memperoleh sebuah pemandangan yang sempurna dari pantat yang sangat indah itu. Kemudian Esty memutar tubuhnya yang semakin mempertunjukkan keindahannya. Vaginanya terlihat cantik sekali dihiasi sedikit rambut dan payudaranya kencang dan sempurna, seperti yang dibayangkan Hans. Dia mulai mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk, membuat payudaranya sedikit tergoncang dari sisi ke sisi. Hans menurunkan salah satu kopernya dan menggunakan tangannya untuk mulai mengocok penisnya lagi. Esty yang selesai mengeringkan rambutnya, mengambil celana dalamnya dan membungkuk ke depan untuk memakainya.
Saat melakukannya, Hans mendapatkan sebuah pemandangan yang jauh lebih baik dari pantatnya, dan dia tidak lagi mampu mengendalikan dirinya, dia bisa langsung masuk ke dalam sana dan menyetubuhinya dari belakang. Lubang anusnya yang berwarna merah muda terlihat sangat mengundang ketika pikiran Hans membayangkan apa Esty mengijinkan putranya memasukkan penisnya ke dalam lubang itu. Ketika dia membungkuk untuk memakai jeansnya, gravitasi mulai berpengaruh pada payudaranya. Penglihatan ini mengirim Hans ke garis akhir, saat dia menembakkan spermanya ke seluruh celana dalamnya. Pelan-pelan Hans mengemasi baarang-barangnya dan dengan cepat memasuki kamarnya sendiri untuk berganti pakaian.
Sesudah makan malam, mereka berdua pergi ke ruang keluarga untuk bersantai.
"Kenapa tidak kita buka sebotol wine. Aku menyimpannya untuk malam ini buat Johan tapi karena sekarang dia tidak pulang sampai hari Senin, kita bisa membukanya", kata Esty sambil berjalan ke lemari es.
"Ide yang bagus", jawab Hans memperhatikan Esty membungkuk ke depan untuk mengambil botol wine. Ketika Esty mengambil gelas di atas rak, atasan putihnya tersingkap ke atas, memberi sebuah pandangan yang bagus dari tubuhnya. Atasannya menjadikan payudaranya terlihat lebih besar dan jeansnya menjadi sangat ketat, memperlihatkan lekukan tubuhnya. Hans tidak bisa menahannya lagi. Dia harus bisa mendapatkannya. Sebuah rencana mulai tersusun dalam otak mesumnya.
Dua jam berbicara dan mulai mabuk saat alkohol mulai menunjukkan efeknya pada Esty. Dengan cepat topik pembicaraan mengarah pada pekerjaan dan bagaimana Esty sedang mengalami stress belakangan ini.
"Kenapa kamu tidak mendekat kemari dan aku akan memijatmu", tawar Hans. Esty dengan malas berkata ya dan pelan-pelan mendekat pada Hans dan berbalik pada punggungnya lalu tangan Hans mulai bekerja pada bahunya.
"Oohh, ini sudah terasa agak baikan", dia merintih.
Hans tetap memijat bahunya ketika perasaan mendapatkan Esty mulai mengaliri tubuhnya, membuat penisnya mengeras. Mata Esty kini terpejam saat dia benar-benar mulai menikmati apa yang sedang dilakukan Hans pada bahunya. Pantatnya kini berada di atas penis Hans, membuat Hans ereksi penuh.
"Oohh, aku tidak bisa percaya bagaimana leganya perasaan ini, papi sungguh baik".
"Ini keahlianku", jawab Hans saat dia pelan-pelan mulai menggosokkan penisnya ke pantat Esty.
Esty menyadari apa yang sedang terjadi. Dia tidak menghiraukan apa yang Hans lakukan dengan pijatannya yang mulai salah?itu. Dia sangat mencintai suaminya dan tidak pernah akan mengkhianati dia. Dan bayangan tidur dengan mertuanya sangat menjijikkannya. Dia meletakkan kedua tangannya pada kaki Hans saat mencoba untuk melepaskan dirinya dari penis Hans. Tapi dengan gerakan malasnya, hanya menyebabkannya menggerakkan pantatnya naik turun selagi dia menggunakan tangannya untuk menggosok paha Hans. Tahu-tahu dia merasa sangat bergairah, dan dia ingin Johan ada di sini agar dia bisa segera bercinta dengannya. Hans tahu dia telah mendapatkannya.
"Ini mulai terasa nggak nyaman untuk aku, kenapa kita tidak pergi saja ke atas", ajak Hans .
"Baiklah, aku belum merasa lega benar, tapi sebentar saja ya, sebab aku nggak mau membuat papi lelah".
Ketika mereka memasuki kamar tidur, Hans menyuruhnya untuk membuka atasannya agar dia bisa menggosokkan lotion ke punggungnya. Dia setuju melepasnya dan dia memperlihatkan bra putihnya yang menahan payudaranya yang sekal. Gairahnya terlihat dengan puting susunya yang mengeras yang dengan jelas terlihat dari bahan bra itu. Apa yang Esty kenakan sekarang hanya bra dan jeans ketatnya, yang hampir tidak muat di pinggangnya. Esty rebah pada perutnya ketika Hans menempatkan dirinya di atas pantatnya.
"Begini jadi lebih mudah untukku", kata Hans saat dia dengan cepat melepaskan kemejanya dan mulai untuk menggosok pinggang dan punggung Esty bagian bawah. Alkohol telah berefek penuh pada Esty ketika dia memejamkan matanya dan mulai jatuh tertidur.
"Oohh Johan", dia mulai merintih.
Hans tidak bisa mempercayainya. Di sinilah dia, setelah 5 tahun tanpa seks, di atas tubuh menantu perempuannya yang cantik dan masih muda dan yang dipikirnya dia adalah suaminya. Pelan-pelan dilepasnya celananya sendiri, dan membalikkan tubuh Esty. Hans pelan-pelan mencium perutnya yang rata saat dia mulai melepaskan jeans Esty dengan perlahan. Vagina Esty kini mulai basah saat dia bermimpi Johan menciumi tubuhnya. Dengan hati-hati Hans melepas jeansnya dan mulai menjalankan ciumannya ke atas pahanya. Ketika dia mencapai celana dalam yang menutupi vaginanya, dia menghirup bau harumnya, dan kemudian sedikit menarik ke samping kain celana dalam yang kecil itu dan mencium bibir vagina merah mudanya. Vaginanya lebih basah dari apa yang pernah Hans bayangkan. Esty menggerakkan salah satu tangannya untuk membelai payudaranya sendiri, sedang tangan yang lainnya membelai rambut Hans .
"Oohh Johan", dia merintih ketika sekarang Hans menggunakan lidahnya untuk menyelidiki vaginanya. Penisnya akan meledak saat dia mulai menjalankan ciumnya ke atas tubuhnya.
"Jangan berhenti", bisik Esty.
Dia sekarang menggerakkan penisnya naik turun di gundukannya, merangsangnya. Hanya celana dalam putih kecil yang menghalanginya memasuki vaginanya. Hans lebih melebarkan paha Esty, dan kemudian mendorong celana dalam itu ke samping saat dia menempatkan ujung penisnya pada pintu masuknya. Pelan-pelan, di dorongnya masuk sedikit demi sedikit ketika Esty kembali mengeluarkan sebuah rintihan lembut. Sudah sekian lama dia menantikan sebuah persetubuhan yang panas, dan sekarang dia sedang dalam perjalanan memasuki?menantu perempuannya yang cantik. Dia menciumi lehernya saat menusukkan penisnya keluar masuk. Dia mulai meningkatkan kecepatannya, saat dia melepaskan branya. Hans mencengkeram kedua payudara itu dan menghisap puting susunya seperti bayi. Perasaan ini tiba-tiba membawa Esty kembali pada kenyataan saat dia membuka matanya. Dia tidak bisa percaya apa yang dia lihat. Mertuanya sedang berada di atas tubuhnya, mendorong keluar masuk ke vaginanya dengan gerakan yang mantap, dan yang paling buruk dari semua itu, dia membiarkannya terjadi begitu saja.
Hans melihat matanya terbuka, maka dia memegang kaki Esty dan meletakkannya di atas bahunya dengan jari kakinya yang menunjuk lurus ke atas. Kini dia menyetubuhinya untuk segala miliknya yang berharga.
"Oh tidak... hentikan... oh... Tuhan... kita nggak boleh... tolong.. ooohhh", Esty berteriak. Payudaranya terguncang seperti sebuah gempa bumi ketika Hans menyetubuhinya layakanya seekor binatang.
"Hentikan pi... ini nggak benar... oohh Tuhan", Esty berteriak dengan pasrah. Hans melambat, dia menunduk untuk mencium bibir Esty. Lutut Esty kini berada di sebelah kepalanya sendiri saat dia menemukan dirinya malah membalas ciuman Hans. Sesuatu telah mengambil alihnya. Lidah mereka kini mengembara di dalam mulut masing-masing ketika mereka saling memeluk dengan erat. Hans menambah lagi kecepatannya dan keluar masuk lebih cepat dari sebelumnya, Esty semakin menekan punggungnya. Hans berguling dan Esty kini berada di atas, menunggangi?penis Hans .
"Oh Tuhan, papi merobekku", kata Esty ketika dia meningkat gerakannya.
"Kamu sangat rapat, aku bertaruh Johan pasti kesulitan mengerjai kamu", jawabnya.
Ini adalah vagina yang paling rapat yang pernah Hans kerjai?setelah dia mengambil keperawanan isterinya. Dia meraih ke atas dan memegang payudaranya, meremasnya bersamaan lalu menghisap puting susunya lagi.
"Tolong jangan keluar di dalam... oohh... papi nggak boleh keluar di dalam".
Esty kini menghempaskan Hans jadi gila. Mereka terus seperti ini sampai Hans merasa dia akan orgasme. Dia mulai menggosok beberapa cairan di lubang pantat Esty. Dia kemudian menyuruh Esty untuk berdiri pada lututnya saat dia bergerak ke belakangnya, dengan penisnya mengarah pada lubang pantatnya.
Nggak, punya papi terlalu besar, aku belum pernah melakukan ini, Tolong pi jangan", Esty menghiba berusaha untuk lolos.
Tetapi itu tidak cukup untuk Hans. Sambil memegangi pinggulnya, dengan satu dorongan besar dia melesakkan semuanya ke dalam pantat Esty.
"Oohh Tuhan", Esty menjerit, dia mencengkeram ujung tempat tidur dengan kedua tangannya.
Hans mencabut pelan-pelan dan kemudian mendorong lagi dengan cepat. Payudaranya tergantung bebas, tergguncang ketika Hans mengayun dengan irama mantap.
"Oohh papi bangsat".
"Aku tahu kamu suka ini", jawab Hans, dia mempercepat gerakannya.
Esty tidak bisa percaya dia sedang menikmati sedang dikerjai?pantatnya oleh mertuanya.
"Lebih keras", Esty berteriak, Hans memegang payudaranya dan mulai menyetubuhinya sekeras yang dia mampu. Ditariknya bahu Esty ke atas mendekat dengannya dan menghisapi lehernya.
"Aku akan keluar", teriak Hans.
"Tunggu aku ", jawabnya.
Hans menggunakan salah satu tangannya untuk menggosok vaginanya, dan kemudian dia memasukkan dua jari dan mulai mengerjai vaginanya. Esty menjerit dengan perasaan nikmat sekarang saat dalam waktu yang bersamaan telepon berbunyi. Esty menjatuhkan kepalanya ke bantal ketika Hans mengangkat telepon, dengan satu tangan masih menggosok vaginanya.
"Halo... Johan... ya dia menyambutku dengan sangat baik... ya aku akan memanggilnya, tunggu", katanya saat dia menutup gagang telpon supaya Johan tidak bisa dengar suara jeritan orgasme istrinya.
Dia bisa merasakan jarinya dilumuri cairan Esty. Dengan satu dorongan terakhir dia mulai menembakkan benihnya di dalam pantat Esty. Semprotan demi semprotan menembak di dalam pantat rapat Esty. Mereka berdua roboh ke tempat tidur, Hans di atas punggung Esty. Penisnya masih di dalam, satu tangan masih menggosok pelan vagina Esty yang terasa sakit, tangan yang lain meremas ringan payudaranya.
"Halo Johan", kata Esty mengangkat telepon. "Tidak, kita belum banyak melakukan kegiatan... jangan cemaskan kami, hanya tolong usahakan pulang cepat... aku mencintaimu".
Dia menutup dan menjatuhkan telepon itu. Mereka berbaring di sana selama lima menitan, Hans masih di atas, nafas keduanya berangsur reda. Hans mencabut jarinya yang berlumuran sperma dan menaruhnya ke mulut Esty. Dia menghisapnya hingga kering, dan kemudian bangun.
"Aku pikir lebih baik papi keluar", dia berkata dengan mata yang berkaca-kaca. Dia berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi itu. Rambutnya berantakan. Hans bisa lihat cairannya yang pelan-pelan menetes turun di pantatnya, dan menurun ke pahanya.
TAMAT

GARA-GARA HIPNOTIS

Saya Ira (26 thn) dan suami saya Bayu (28) tahun (nama samaran), kami mengalami suatu kejadian yang tidak bisa terlupakan dan sangat mengganggu kehidupan kami berdua. Saat ini kami sedang dalam perawatan Psikiater. Saya ingin menceritakan pengalaman buruk kami agar rekan-rekan dapat berhati-hati dan selalu waspada jika didekati seseorang yang meminta bantuan.
Pada hari Jum’at tgl 16 July 99 sekitar jam 7 malam sepulang kantor kami menuju ke Warung Tenda Semanggi untuk makan malam.
Saya memilih sebuah tempat di sekitar cafe Bis Tingkat, kami duduk di sebuah meja bagian luar sehingga dapat memperhatikan orang yg sedang lewat. Pada saat kami sedang berbincang-bincang, ada tiga pria datang dan mengambil meja tepat disamping kami. Kemudian salah satu dari mereka, ingin menyalakan rokok dan meminjam korek Bayu. Tanpa rasa curiga Bayu menyalakan rokok si Pemuda tadi, pada saat yg hampir bersamaan Pria tsb menepuk bahu kami berdua dan seingat saya memandang mata saya dengan tajam. Bayu ternyata merasakan hal yg sama juga. Dia mengatakan bahwa dia bekas teman Bayu waktu kuliah dulu di Amerika (padahal Bayu tidak pernah kuliah di Amerika), tapi anehnya seperti di hipnotis kami percaya dan mengganggap mereka seperti teman baik. Dua orang yg tadi duduk di meja samping kami sekarang bergabung di meja saya. Kami berlima makan malam seperti kawan yg akrab sekali. Ketiga-tiganya masih muda dan berpenampilan menarik, saya hanya ingat salah satu bernama Rico.
Setelah Bayu membayar bill, Rico mengajak kami untuk melanjutkan bincang-bincang di tempat dia. Saya dan Bayu menurut saja, kemudian kami menuju ke mobil mereka, seingat saya Kijang Baru. Setelah berputar-putar kami dibawa kesebuah hotel disekitar Blok M / Senayan, kemungkinan Grand Mahakam atau Hotel Mulia (kami tidak ingat dengan jelas). Kami kemudian berada pada sebuah kamar yang cukup besar dengan ruang tamu (suite room). Seperti di sihir, salah satu dari mereka mengajak bayu ke ruang tamu untuk minum-minum sedangkan yg dua (Rico dan temannya) meminta saya masuk ke dalam kamar yg terpisah dengan ruang tamu.
Anehnya saya merasa senang dan menuruti semua perkataan Rico, menurut pengakuan Bayu dia juga merasakan hal yg sama.
Saat itu saya memakai baju kerja, atasan warnah merah, rok mini warna coklat tua, blazer Coklat muda, stoking putih, celana dalam putih, BH No 34C putih , dilengkapi dengan suspender warna putih pula.
Rico kemudian melepas blazer dan semua baju saya yg lain, sekarang saya tinggal mengenakan stocking dan baju dalam. Pada saat itu Rico membuka celana panjangnya dan menarik saya agar melakukan oral sex. Anehnya saya menuruti perkataannya, meskipun sebenarnya saya menolak untuk melakukan. Beberapa saat kemudian, saat saya masih dlm posisi berlutut dihadapan Rico, pria yg satu lagi membuka BH saya dari belakang dan meremas-remasnya payu dara saya. Karena kurang puas, pria ini (Roni) memaksa membuka celana dalam saya dari belakang. Saya mengenakan suspender sehingga cukup susah untuk melepas CD-nya, maka Roni merobek CD putih saya sehingga sekarang pussy saya yg merah terlihat dng jelas.
Sekarang saya hanya mengenakan suspender dan stocking yg tetap tidak dilepas. Roni dengan beringas mencium dan menjilat pantat saya, menepuk-nepuk dan memegangnya dan selanjutnya memasukkan lidahnya ke dalam bibir vagina. Lidahnya diarahkan ke clitoris bagain atas dan dihisap kuat-kuat. Belum puas, Roni kembali menciumi bagian pantat saya yg memang sangat indah, mulus dan bundar.
Sepertinya Rico sudah tidak tahan menahan nafsunya, saya ditarik dan direbahkan terlentang di Tempat tidur serta dia meminta Roni untuk menghentikan menjilati “pussy” saya. Perlahan-lahan Rico menjilati seluruh tubuh mulai dari kaki, liang vagina, clitoris .. di sini dia menjilat beberapa saat dan merasakan kenikmatan juice yg keluar dari liang pussy. Setelah itu Rico menciumi payu-dara dan setelah sampai dibagian atas, dia membimbing penisnya ke pussy yg saat ini sudah cukup basah.
Tubuh Rico sekarang berada diatas saya dan mulai naik-turun menghunjamkan penisnya, sedangkan bibirnya menciummi saya dan tangannya meraba-raba payu dara saya yg masih kencang. Gerakannya pertama perlahan-lahan kemudian semakin cepat, dengan kedua tangannya dia menarik kaki saya agar diletakkan mengelilingi pinggannya. Selanjutnya Roni menggoyang semakin cepat, dan tampaknya setelah 10 menit dia sudah akan mencapai klimaks.
Roni meminta gara Rico tidak melepaskan spermanya didalam, karena dia mau mengambil giliran berikutnya. Beberapa saat kemudian, Rico menarik Penisnya dan menyemprotkan spermanya ke payu dara, perut dan sebagian menetes ke stocking saya sambil berteriak “Gila … enak sekali cewek ini. Pussynya sangat kencang dan basah, serta badannya sangat indah. “Aku akan ambil bagian lagi setelah kamu dan TOmmy” …
Roni cepat cepat mengambil Tissue yg ada disamping tempat tidur dan membersihkan ceceran sperma yg cukup banyak diatas payu dara dan perut saya.
Karena teriakan Rico, Bayu seperti tersadar dan menuju ke kamar dimana saya sedang terlentang tanpa daya. Dia tampak sangat terkejut, tapi dengan cepat Rico menatapnya kembali dan mengatakan bahwa tidak ada apa-apa. “Istrimu lagi sakit, jadi kami harus memijatnya” kata Rico. Bayu masih cukup sadar dan bertanya “Kalo dipijat, mengapa kok dia telanjang ?” “Satu-satunya cara untuk menyembuhkan dia adalah dengan dipijat dalam keadaan telanjang” Masih penasaran Bayu kembali beragumen “Mengapa kamu juga telanjang ?”
Rico kembali menatap mata Bayu dan berkata “Sudahlah, pokoknya setelah ini Ira istrimu pasti sehat, tapi yg jelas istri-mu ini sangat cantik dan punya body yg super sexy dan enak .. Rico sepertinya keceplosan mengatakan hal tsb. Bayu tampak marah “Jadi kamu tidur-ri dia ?” Ya, jawab Rico dengan suara keras “dan itu satu-satunya cara agar dia sembuh” Hipnotis Rico kembali bekerja dan Bayu menurutinya untuk kembali keluar menuju ruang tamu.
Sekarang giliran Roni yg tampaknya sudah sangat beringas, dia membalik badan saya dan menginginkan berhubungan sex dengan “Doggy Style”. Saya sebenarnya sudah mulai sadar, tapi tetap saja melakukannya. Pussy saya masih cukup basah akibat berhubungan sex dengan Rico. Roni membuka bajunya, penisnya yg cukup besar dibimbing masuk ke pussy saya dari belakang. Roni menunggangi saya dan dengan gerakan yg kasar dia menggoyang-goyangkan pantatnya sekitar 5 menit,
setelah itu dia mencaput penisnya. Tampaknya Roni sangat suka dengan bagian pantat jadi dia kembali menciumi dan meng-elus-elus pantat saya. Setelah puas, dia memeluk badan saya dan menariknya agar saya menungging kepala direbahkan ke tempat tidur. Agar lebih enak posisinya, Roni meletakkan bantal besar dibawah perut saya. Sekarang dia kembali memasukkan penisnya dan menggoyang perlahan-lahan, sedang kedua tangannya meremas-remash payu dara. Akhirnya setelah sekitar 10 menit dia kembali mencabut penisnya dan meminta saya untuk berdiri berlutut didepannya. Astaga, dia memasukkan penisnya ke dalam mulut saya !! Dengan rasa yg sedikit asin campuran antara pre-cum Roni dan cairan pussy, saya hisap keluar masuk penis tsb. Sesaat kemudian keluarlah cairan sperma Roni kedalam mulut dengan semprotan yg cukup kuat. “Ayo, minum sperma saya dan jilati sampai habis, kata Roni” Itu adalah obat agar kamu cepat sembuh …. ha…ha….ha…
Masih belum puas, Roni kembali memasukkan penis-nya yg sekarang setengah keras kedalam mulut saya. Oh .. oh… enak sekali ……
“Hai Roni, cukup ! sekarang giliran Tommy …. kata Rico”
Rico mengajak saya ke kamar mandi dan memberikan Gelas supaya saya berkumur dan membersikannya wajah dengan handuk kecil. Dengan masih menggunakan stocking dan Suspender, saya kembali digiring ke dalam kamar. Rico memanggil teman yg ada diluar kamar, “Hey Tom ! Dia sudah bersih, sekarang giliran kamu. Ingat jangan dikeluarkan didalam “Pussy-nya” karena saya masih mau lagi …
Tomy, agak halus dan memulai dengan mencium bibir saya dengan lembut. Dia minta agar saya berada diatas, dan sayapun kembali menuruti semua permintaan orang-orang tsb. “Ayo, goyang yg keras Ira, ya…ya…” Tomy sekarang juga ikut bergoyang mengikuti irama goyangan pantat saya. Sekarang, “tetap dalam posisi diatas, tapi menghadap ke sana” Tommy kembali membimbing Penis-nya ke dalam pussy. tangannya meremash-remas payu dara saya dari belakang sambil meminta saya terus bergoyang naik turun. Setelah puas, Tomy meminta saya untuk terlentang dan menggangkat kedua kaki saya dengan bentuk V, dia kembali menggoyang tapi sekarang agak keras. Dan akhirnya dia mencabut penis-nya dan melepaskan spermanya ke wajah saya, masih belum puas Tomy memasukkan penisnya ke dalam mulut dan meminta saya untuk membersihkan penisnay dengan mulut saya.
Kini wajah saya penuh dengan sperma, Tommy mengambil Tissue dan membersikannya. Dia kemudian melepas suspender dan stocking saya dan menggiring saya masuk ke Bath-tub. Telanjang bulat saya masuk ke Bath-Tub ukuran besar (setengah linggaran) yg didalamnya sudah ada air hangat, ternyata Rico sudah menunggu saya didalam Bath-Tub.
Dengan usapan-usapan lembut Rico membersikan badan saya dengan sabun. Setelah bersih dia membilas dengan shower, dan dia mengambil handuk putih besar untuk mengeringkan badan saya. Saya dibimbing keluar dari Bath-tub dan digiring menuju Wastafel, sambil kedua tangan memegang wastafel dan badan agak bengkok, Rico kembali menyebadani saya dari belakang. Tangannya meremas-remas payu dara saya. Goyangannya makin lama makin keras dan akhirnya di menyemprotkan spermanya ke dalam “pussy” saya. Baru kali ini pussy saya disemprot dng sperma, tiga kali hubungan sex sebelumnya semuanya dikeluarkan diwajah, badan bahkan di mulut saya.
Dia kembali membersihkan saya dengan shower dan mengeringkan dengan handuk.
Saya digiring keluar dari kamar mandi telanjang bulat, setelah memakai Baju kembali, mereka meminta semua perhiasan, jam, dompet, HP saya.
Ternyata Roni & Tommy terangsang kembali ketika menyaksikan saya memakai baju satu persatu mulai dari Stocking, Suspender, BH, Rok dan blouse tanpa CD karena sudah terbelah menjadi dua.
Mereka berdua melepas baju saya lagi termasuk Stocking dan Suspender, demikian juga bajunya. Dalam keadaan telanjang Roni & Tommy menarik saya keatas tempat tidur, Roni dibagian depan menyodorkan Penisnya ke mulut saya sedangkan Tommy dari belakang memasukkan Penisnya ke dalam Pussy saya. “Tom, nanti kalo sudah mau keluar kamu pindah ke depan ya, Crut kan aja kedalam mulutnya … pasti nikmat & puas sekali rasanya. “Entar saya yg akan menyetubuinya dari belakang”. Okay, jawab Tommy.
Secara bersamaan mereka untuk yg kedua kalinya menyetubui saya. Roni mengoyang-goyangkan pantatnya dengan penisnya didalam mulut saya, sedangkan Tomy dengan kedua tangannya memegangi pantat saya maju mundur menghunjamkan senjatannya kedalam pussy. Setelah lebih dari 10 menit, Tommy berkata “Oke, sekarang aku sudah mau klimaks, dan tidak sanggup lagi menahan kenikmatan pantat yg sangat sexy ini, kita bertukar tempat” Tommy mencabut penisnya dan berpindah kedepan, Roni sekarang dibelakang menggoyang pantat saya dengan keras. Ternyata memang benar, Tommy hanya bertahan beberapa hisapan saja dan akhirnya mengeluarkan isi penisnya kedalam mulut sambil mengerang “oh…oooh … ini nikmat sekali….”
Roni masih bisa bertahan dan malah menambah goyangannya, sampai beberapa menit kemudian dan tiba-tiba “aaaaaaargh …” aku keluarkan kedalam tempik yg indah dan nikmat iniiiiiiiii….
Rony mencabut penisnya dari dalam pussy dan spermanya ikut berceceran keatas tempat tidur.
Sekarang kamu mandi dan pakai baju, CD-mu tinggal saja untuk kenang-kenangan kami. Kami tidak bisa melupakan kenikmatan yg baru saja kau berikan. Sampaikan ucapan terimakasih kami pada Bayu.
Setelah bersih dan memakai baju tanpa CD untuk yg kedua kalinya, akhirnya saya dan Bayu dibebaskan.
Rico kemudian mengantar kami kembali ke Semanggi, dan dia mengatakan terima kasih atas pelayanan saya serta sumbangan untuk alumni. Kami berdua masih belum terlalu sadar. Sesampainya di Mobil kami, saya melihat jam di mobil yg telah menunjukkan pukul 1 malam. Pada saat itu saya sudah mulai sadar bahwa selama lebih dari empat jam kami dibawa oleh ketiga pemuda tadi. Tetapi saya masih merasakan itu sebagai mimpi. Sesampainya di rumah didaerah Bintaro saya menanyakan kepada Bayu apa yg telah terjadi, kami akhirnya menyadari bahwa semua perhiasan kami telah lenyap. Kami telah jatuh ketangan bajingan yg memperdayai saya bahkan saya telah dengan suka rela berhubungan badan dengan mereka.
Satu-satu nya bukti nyata yg saya punyai adalah bekas ceceran sperma Rico pada Stocking saya yang masih berbekas. Dan CD saya yg robek karena ditarik. Bayu tidak bisa menerima kejadian tsb, dan mengalami stress berat. Atas saran keluarga saya, kami menemui psikiater. Dengan bantuan Psikiater, kami di Hipnotis dan sedikit-demi sedikit bisa mengungkapkan apa yg telah terjadi.
Menurut Psikiater tadi, kejadian ini telah beberapa kali terjadi di Jakarta dengan modus yg sama. Yg pertama menimpa suami-istri yg sedang makan malam di sekitar Taman Ria Senayan, yg kedua menimpa pasangan muda-mudi yg tengah makan malam di Cafe daerah Kemang. Kesemuanya juga dibawa ke sebuah tempat, yg wanita di sebadani dan diambil semua barang berharganya. Kemudian keduanya dikembalikan ke lokasi semula.
Berhati-hatilah jika anda terutama pasangan muda, kalau ada orang yg meminta bantuan (meminta api rokok). Jika mereka menepuk anda, segera pukul atau tampar meraka. Dan jangan sekali-kali menatap mata mereka secara langsung. Para pemuda tadi adalah maniak yg mempunyai ilmu hipnotis tinggi dan ingin memperdayai istri-istri orang.

Selasa, 24 November 2015

AKU DENGAN ADIKU SENDIRI


“ML Dengan Adik Kandung Ku”


Kejadian ini dimulai pada suatu sore ketika rumahku sedang sepi. Orang tua lagi pergi dan kebetulan pembantu  dan adikku juga lagi nggak ada. Langsung saja gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua seneng bgt, karena gak ada gangguan pas lagi nonton. VCD bokep yang kutonton itu bercerita tentang hubungan sex antara adek dan kakak. Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.

“Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. Akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.


“liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.


“Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mkamung jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt. Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.


“Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi. Gua ketawa aja dalam hati. Radi jijik, kok sekarang malah penasaran.


“Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.


“Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mkamungin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu. Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.


“Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia. Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua . Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengan nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut. Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. 


Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus, dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.
“Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masi h dipake. Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang. Gua jadi pengan ngentotin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya? Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar. Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.


“Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar. Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. 


Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua entotin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya. Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, bel ahan vaginanya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Cerita gadis smp lainya terbaru hanya di ceritadewasa17tahun.info Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua. Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun!!

“Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan. Gua berharap bonyok gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia nga du. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung. Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.


“Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….


” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.


“Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua. Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede. Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,


“Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas


“punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,


“berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69? “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.


“Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69. Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener. 


Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.

“Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).


Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.


“Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.


“Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.


“Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.


“…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata. “Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,


“akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.


“Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.


“Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.


“kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.


“Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.


“Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya. Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.


“Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar. Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?


“Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.


“Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.


“Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.


“Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau. Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.


“Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya. Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. 


Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk. Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.

“Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.


“Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.


Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua

DIPERKOSA KAKAK LELAKI KU

Saya ingin menceritakan pengalaman seks saya 8 tahun yang lalu, sekarang saya sudah berumur 22 tahun. Cerita ini mengenai mengapa saya kehilangan perawan saya untuk pertama kali. Semenjak itu, saya menjadi kesal dengan semua laki-laki tapi bukan berarti saya menjadi lesbi. Saya bukan lesbi tapi saya juga tidak mau mengenal laki-laki. Tidak tahu lagi apa itu namanya. Saya adalah cewek yang lumayan cantik karena saya memiliki hidung yang mancung dengan mata yang kecil dan lentik. Payudara saya cukup besar untuk cewek berumur 14 tahun saat itu. Saya tidak mempunyai pacar karena saya ingin belajar giat supaya saya bisa bersekolah di Philadelphia, United States setelah saya lulus SMA nanti. Saya memiliki kakak laki-laki yang usianya 2 tahun di atas saya. Namanya adalah Herry Susanto (Nama belakangnya bukan nama keluarga saya karena nama belakangnya adalah karangan saya saja). Dia satu sekolah dengan saya sehingga tiap hari Herry selalu menemani saya di sekolah. Saya tidak pernah berpikir kenapa dia sampai melakukan perbuatan maksiat itu terhadap saya apalagi saya adalah adik perempuannya satu-satunya. Saat itu kami berdua sedang libur setelah 2 minggu menjalankan ujian kenaikan kelas. Saya masih ingat sekali bahwa hari kejadian itu adalah hari senin. Saat itu saya sedang nonton VCD Donald Duck dan Mickey Mouse. Ketika saya sedang menonton film tersebut, tiba-tiba saya mau pipis sehingga saya meninggalkan TV untuk cepat-cepat pergi ke kamar mandi karena saya tidak mau ngompol di sofa di mana saya sedang tiduran karena saya bisa dimarahi mama nantinya. Saya lari ke kamar mandi dan langsung pipis. Itulah kesalahan saya yang fatal karena saya lupa menutup pintu. Sewaktu saya sedang pipis, kakak saya Herry datang tergopoh-gopoh. Saya yakin sekali bahwa Herry pasti habis memakai putaw atau jenis drugs yang lain karena saya sering melihat dia teler kalau habis pakai obat. Herry melihat saya sedang pipis dan saya membiarkan saja ketika dia masuk ke kamar mandi karena saya tidak ada perasaan curiga pada dia. Ketika dia masuk, tiba-tiba dia mengunci pintu kamar mandi dan tiba-tiba dia menyerang tubuh saya yang saat itu sedang pipis. Saya kaget dan hendak berteriak tetapi dengan cepat Herry menutup mulut saya dan mengancam mau membunuh saya kalau saya berteriak.
Saya langsung menangis karena saya tidak mengerti kenapa kakak saya tega melakukan perbuatan bejad kepada saya. Saya cuma menangis saja menyaksikan Herry membuka pakaian dan celana dalam yang saya kenakan. Setelah saya tidak memakai busana apa-apa lagi, Herry langsung menciumi puting susu saya dengan ganasnya sementara jari-jarinya memainkan klitoris saya. Saya masih menangis karena saya masih tidak mengerti tetapi di lain pihak, saya mulai menikmati permainan kakak saya karena saya kadang-kadang mendesah di tengah tangisan saya, apalagi saya sempat merasakan pipis beberapa kali ketika Herry mulai menjilati liang kemaluan saya dan memainkan lidahnya di dalam lubang kemaluan saya. Saya yakin dia menelan semua cairan kewanitaan saya. Perasaan saya saat itu tidak karuan karena saya mulai menyenangi permainannya dan sekaligus benci dengan sikapnya yang telah memperkosa saya. Herry terus menjilati kemaluan saya dan saya sudah 2 kali merasakan ingin pipis tetapi saya tidak mengerti kenapa saya ingin pipis ketika dia menjilati kemaluan saya, saya merasakan kenikmatan yang maha dasyat. Tiba-tiba saya melihat Herry mulai membuka pakaiannya dan mulai mempersiapkan batang kemaluannya yang sudah mengacung sempurna. Herry langsung menciumi saya dan saya cuma bisa berkata, “Jangan.. jangan..”, tetapi Herry diam saja dan mulai memasukkan batang kemaluannya ke dalam liang kenikmatan saya. Saya tahu saya masih perawan makanya saya meronta-ronta ketika dia mau memasukkan batang kemaluannya. Saya menampar pipinya tetapi dia malah membalas tamparan saya sehingga saya menjadi sangat takut waktu itu. Akhirnya saya cuma diam saja sambil menangis sementara Herry mulai mengarahkan batang kenikmatannya ke dalam liang kemaluan saya.
Ketika batang kemaluan Herry mulai masuk ke dalam kemaluan saya, saya merasakan sakit yang amat sangat tetapi saya tidak bisa melakukan apa-apa karena saya sangat ketakutan apalagi saya tahu dia dalam pengaruh obat, jadinya dia tidak menyadari bahwa dia sedang menyetubuhi adiknya sendiri. Di saat Herry mulai memainkan batangannya di dalam lubang kenikmatan saya, saya merasakan ada cairan darah perawan yang keluar dari liang senggama saya yang sudah dirobek oleh kakak saya sendiri. Saya tiba-tiba menjadi tidak mengerti karena saya mulai menyukai goyangan batang kemaluannya di dalam liang kenikmatan saya karen a secara otomatis saya mulai bergoyang-goyang mengikuti irama batang kemaluan Herry di dalam liang senggama saya walaupun saat itu saya masih menangis. Herry memeluk tubuh saya sambil terus menggenjot tubuh saya. Selama 20 menit Herry tetap menggenjot tubuh saya dengan tubuhnya dan batang kenikmatannya yang tertanam di dalam liang kemaluan saya.
Saya mulai merasakan bahwa saya ingin pipis tetapi kali ini saya merasakan sesuatu yang belum pernah saya rasakan sebelumnya tetapi rasanya enak sekali dan saya sama sekali tidak mengerti apa itu tetapi ketika saya mengeluarkan cairan nikmat saya, saya berteriak dan memeluk kakak saya erat-erat dan ketika saya memeluknya erat-erat, rupanya batang kemaluan kakakku sepertinya tertanam lebih dalam lagi di liang kenikmatan saya sehingga dia sepertinya mengeluarkan cairan dari dalam batang kelaminnya dan membasahi lapisan kemaluan saya. Setelah itu, herry melepaskan pelukan saya serta mencabut batang kemaluannya dari dalam liang kenikmatan saya dan kemudian meninggalkan saya seorang diri. Saya masih sempat melihat ada cairan bekas Herry yang masih menetes dari dalam lubang kemaluan saya. Saya hanya diam dan tiba-tiba saya menangis sedih karena harga diri saya telah dirusak oleh kakak saya sendiri. Sejak saat itu saya mulai membenci laki-laki, tetapi saya mulai mengenal seks karena ketika saya ingin sekali merasakan pipis nikmat, saya selalu melakukan masturbasi di kamar mandi atau bahkan di kamar tidur saya. Tapi tentunya saya selalu melakukannya kalau tidak ada orang di rumah. Sejak saat itu saya membenci kakak saya dan setiap kali ada lelaki yang mencoba mendekati saya, saya selalu mengolok-oloknya dengan kata-kata yang kasar sehingga satu persatu dari mereka menjauhi saya. Sekarang saya berada di Philadelphia dan banyak teman saya yang mengatakan bahwa saya ini termasuk cewek bodoh karena saya selalu menolak cowok baik-baik yang cakap dan pandai dan itu tidak terjadi sekali. Saya memang membenci laki-laki tetapi saya bukan lesbi karena ketika saya menghindari semua laki-laki di dalam hidup saya, ada seorang lesbi yang mendekati saya dan saya juga menghindarinya. Akibatnya persahabatan kami menjadi renggang dan dia mulai meninggalkan saya. Saya hanya dapat mencapai orgasme ketika saya melakukan masturbasi ketika saya sedang mandi atau sebelum tidur. Jadinya itu membuat saya berpikir, kenapa saya perlu laki-laki kalau saya bisa memuaskan nafsu saya dengan swalayan. TAMAT

SENGSARA MEMBAWA KENIKMATAN SURGA

 Akhir-akhir ini banyak ditentang kekerasan dalam keluarga, khususnya tindak kekerasan suami terhadap isterinya. Akupun sebagai wanita semula juga setuju dengan penentangan itu. Tetapi pengalaman yang kujalani memberikan pandangan lain, aku bisa menerima bahkan amat menikmati kekerasan yang dilakukan oleh suami terhadapku.
Aku ingin membagi pengalamanku ini berdasarkan kenyataan di lapangan, bahwa banyak wanita mengalami kekerasan dari suaminya dan mereka mengadakan penentangan tersebut, baik penentangan itu berupa tindakan untuk minta cerai maupun penentangan itu dilakukan secara psikologis saja, karena ia tidak berdaya. Penentangan, khususnya penentangan secara psikologis itu malah membuat si wanita menderita tanpa bisa berbuat apa-apa. Pengalamanku ini perlu kubagi, pertama karena ternyata di balik rasa sakit yang tak terperikan itu, ada rasa nikmat yang jauh lebih nikmat daripada hanya melayani suami secara “normal”. Kedua, ternyata banyak juga pasangan suami isteri yang mengalami masalah kelainan ini, baik si isteri maupun si suami tapi karena tidak memahami permasalahannya, mereka ambil jalan pintas untuk cerai.
Ceiteraku ini kuawali dengan pertanyaan yang kutujukan pada anda, khususnya pada sesama wanita. Pernahkah anda menginginkan setiap saat anda menangis menjerit-jerit kesakitan sambil meronta-ronta berkelojotan dengan tubuh berlumuran darah penuh luka? Sama dengan anda, akupun tak pernah menginginkan, bahkan memikirkan saja tak pernah. Tapi nasib membuatku setiap saat membiarkan tubuhku disiksa sampai aku hrs menjerit melolong-lolong kesakitan. Namun akhirnya aku bisa menerima hal itu, bahkan kini aku bisa menikmatinya, kini justru aku yg memintanya bila Ifan tak menyiksaku.
Aku benar-benar menjadi ketagihan untuk mengalami siksaan yang mendatangkan rasa sakit yang tak terperikan, sebab ternyata di balik rasa sakit yang amat sangat, bila sampai ke tahap tertentu ketahanan kita, justru akan kita rasakan kenikmatan yang jauh lebih hebat daripada kalau kita melakukannya dengan normal. Juga bagi suami akan mendatangkan rasa nikmat yang jauh lebih hebat saat tubuh si isteri mengejang keras menahan rasa sakit yang hebat, sebab pada saat itulah vagina si isteri akan menjepit kuat-kuat kemaluan si suami; dan tentu saja ini mendatangkan rasa nikmat yang luar biasa bagi suami.
Ketika aku berpacaran dengan Ifan, akupun tak pernah membayangkan akan mengalami nasib spt itu. Ifan penuh perhatian, amat menyayangiku dan selalu memanjakanku. Ia juga punya masa depan yg pasti sbg pengusaha muda yg sukses. Ia benar-benar pria idola gadis-gadis, ia amat sempurna tiada cacat sedikitpun, ia amat gagah dan tampan. Akupun hrs bersaing ketat dengan gadis yg lain utk mendapatkannya, karena itu aku amat bahagia bisa bersanding di pelaminan dgnnya.
Aku gemetar ketika hrs tidur berdua dengan Ifan seusai pesta pernikahandi di malam pertama, bagiku malam itu pertama kali aku tidur di samping pria. Tubuhku menggigil dan keringat membanjiri tubuhku ketika tangan Ifan mulai menyelinap di balik gaun tidurku dan dengan lembut meremas susuku. Ingin aku mencegah tangan itu meneruskan meremas-remas daging lembut di dadaku, tapi aku sadar BHw aku kini adalah isterinya. Aku pasrah saja ketika tangannya mulai membuka baju tidurku dan dengan pelan melepas satu persatu pakaianku hingga aku tergolek telanjang bulat di sisinya. Sebenarnya aku malu sekali ia melihat tubuhku yg telanjang, tapi aku menyadari BHw Ifan kini adalah suamiku, krn itu kubiarkan saja ketika bibirnya mulai mengulum puting susuku. Tubuhku bagaikan kena aliran listrik, panas dingin nggak karuan ketika lidahnya mulai menari-nari di susuku, menyebabkan rasa nikmat yg belum pernah kurasakan, apalagi ketika kemudian tangan Ifan mulai membelai-belai dan mengelus-elus kemaluanku dengan tetap mulutnya mengulum kedua susuku bergantian. Gairah mulai menggelora dalam tubuhku dan aku secara mulai menyambut cumbuan Ifan. Tak ada lagi rasa malu, gejolak dlm diriku membuatku lupa segalanya, kupagut dan kupeluk tubuh Ifan dengan gemas dan liar, dan baik mulut maupun tangan Ifanpun semakin liar menjelajahi bagian-bagian yg peka di tubuhku membuat gairahku semakin menggelora dan aku sudah menantikan saat-saat yg membahagiakan ketika Ifan mulai menindih tubuhku dan salah satu bagian tubuh Ifan mendesak dan menekan ingin menerobos tubuhku. Aku semakin liar dan ganas memagut dan memeluk Ifan, seolah-olah ingin semua tubuhnya kulumat dan kumasukkan ke tubuhku.
Tiba-tiba Ifan mengeluh lalu lemas terkulai di atas tubuhku. Nafsunya yg tadi menggelora membakar dirinya padam seketika meski ia tetap memelukku erat-erat. Aku yg menginginkan lebih banyak lagi darinya seketika ikut mendingin dan kembali spt semula. Ifan dengan lemas turun dari atas tubuhku lalu terpekur diam. Ifan mohon maaf atas perlakuannya pdku. Aku bisa memahami sepenuhnya bila ia masih mengingat Ida, karena itu aku belai-belai kepalanya dng penuh kasih.
Ternyata kejadian tsb tidak hanya sekali itu saja. Aku tetap amat bahagia mendampinginya, kecuali dlm satu hal, setiap dia mau melakukan fungsinya sbg suami pasti terhenti di tengah jalan.
Satu kali dua kali aku masih bisa menerimanya tapi setelah berkali-kali gagal sebenarnya di hati kecilku mulai tumbuh kekecewaan dan kekesalan juga, namun semua hal itu kupendam dalam-dalam dan tak kuperlihatkan betapa kecewa hatiku ketika gelora nafsu sedang bergolak naik tiba-tiba hrs dipadamkan. Aku tetap berusaha tampak bahagia, apalagi Ifan semakin memanjakan dan memperhatikan aku. Semua hal hampir tak boleh kukerjakan, dia sendiri yg mengerjakan. Aku benar-benar tak tahu apa yg hrs kuperbuat setiap Ifan memohon maaf pdku setiap kegagalannya. Meski sebulan sudah aku menjadi pengantin, aku masih tetap perawan.
Malam itu kami menonton video porno di kamar tamu dan adegan-adegan di film itu membuat kami terangsang. Satu persatu pakaian kami lepas dari tubuh kami dan kami bercumbu di sofa di ruang itu. Tapi kembali ketika sedang mendaki ke puncak kenikmatan, Ifan melemas lagi. Entah siapa yg memulai, kami bertengkar dan itulah pertengkaran pertama kami sejak kami pacaran. Pertengkaran semakin hebat dan membuat kami lepas kendali sampai dia membentak:
“Ika kupukul kau kalau nggak diam!”
Dibentak spt itu bukan membuatku takut, malah aku menantangnya:
“Coba ayo pukul .. ayo pukul ..” kataku sambil mendekatkan diri
“Ika .. kuperingatkan kau ..” bentaknya tampak ia benar-benar menahan marah yg luar biasa, wajahnya merah padam, matanya melotot dan giginya berkerot-kerot, tapi aku nggak takut sama sekali, malah membuatku lebih berani. Mungkin kekecewaan yg selama ini kucoba untuk kusembunyikan akhirnya meledak juga.
“Ayo kalau kau lelaki, pukul aku .. wong kau selama ini terbukti bukan lelaki ..”
Perkataanku belum selesai ketika Ifan tiba-tiba merenggut cambuk hiasan yg menempel di dinding ruang tamu dan seolah aku nggak percaya melihatnya, ia mengangkat cambuk itu dan ..
“Auughh..” aku melolong keras sekali, tubuhku terasa terbelah menjadi dua oleh rasa sakit yg tak pernah terbayangkan olehku ketika cambuk itu mendera tepat di dadaku, melibas kedua susuku terus melingkar ke punggungku. Kakiku terasa lemah dan tak sanggup menopang tubuhku, aku jatuh berlutut di karpet. Belum sempat aku mengambil nafas kembali aku menjerit sekuat-kuatnya ketika Ifan kembali menyabetkan cambuk di tangannya ke punggungku. Gemeretak gigiku menahan rasa sakit yg menyeruak sampai ke seluruh tubuhku sampai kepala ini seolah meledak merasakan rasa sakit yg tiada tertahankan ketika kembali cambuk itu mendera kedua susuku terus melibas melingkar memotong tubuhku. Limbung aku seketika merasakan rasa sakit yg tiada terperikan itu dan aku jatuh terguling di karpet. Tampaknya kemarahan Ifan belum turun, belum sempat aku mengambil nafas, kembali punggungku serasa terbelah oleh rasa sakit yg seolah meledakkan kepalaku.
Aku terus berusaha menghindar dengan berguling-guling di karpet sambil meringkukkan tubuhku sekecil mungkin tapi Ifan terus mengejar dan terus menyabetkan cambuk itu berkali-kali.
“Aadduuhh .. huuhuuhuu .. aampuunn .. hhentikkaann ..aadduhh .. ssaakitt .. hhuuhhuuhhuu .. aampuunn ..” aku memohon-mohon pada Ifan utk segera menghentikan mencambuki diriku.
Tiba-tiba Ifan membuang cambuk di tangannya dan kukira selesai, tetapi ternyata tidak. Ifan lalu menubruk tubuhku yg meringkuk di lantai, ditelentangkannya tubuhku dengan kasar lalu ia menindihku dan tangannya dengan keras meremas kedua susuku yg luka-luka akibat sabetan cambuk tadi. Aku merintih dan menangis kesakitan, rasa sakit akibat cambukan belum habis kini ditambah dengan Ifan yg dengan buas dan liar mengulum dan menggigit kedua puting susuku.
Aku kembali menjerit-jerit kesakitan, tapi Ifan malah semakin ganas meremas, menggigit dan entah apalagi yg dilakukan pd diriku. Ketika kurasakan giginya mengigit puting susuku kuat-kuat, aku meronta-ronta sambil menangis karena rasa sakit yang tak tertahankan lagi, sampai aku ingin pingsan saja.
Dgn kasar direnggangkannya kedua pahaku dan kembali terasa milik Ifan berusaha menembus lubang kemaluanku. Ifan dengan liar dan ganas menekankan miliknya sambil tetap menggigit susuku membuat aku menangis menjerit-jerit kesakitan. Ifan bukannya reda melainkan bertambah ganas dan kuat menekankan miliknya dan .. krekk .. terasa ada sesuatu yg robek dlm lubang kemaluanku.
Aku menjerit pelahan, rasa pedih terasa dlm kemaluanku dan aku mendorong Ifan, tetapi apalah arti tenagaku melawan Ifan yg spt kesetanan itu. Semakin aku mengaduh kesakitan ia malah semakin kuat dan cepat mengayun-ayunkan pantat dan bagian bawah tubuhnya membuat miliknya bergerak keluar masuk lubang kemaluanku. Rasa nikmat mulai menyeruak di sela-sela rasa sakit yang masih mendenyut-denyut di seluruh tubuhku, dan rasa nikmat itu semakin lama semakin nyata kurasakan hampir mengalahkan rasa sakit yg mendera seluruh tubuhku.
Kupagut tubuh Ifan yg masih terus menindih tubuhku sambil meremas dan mengulum kedua susuku. Ifan semakin liar dan ganas menggerak-gerakkan miliknya dalam rongga tubuhku membuat diriku melayang-layang di awan kenikmatan sampai pd suatu saat ia merangkulku sekuat-kuatnya sambil membenamkan miliknya sedalam mungkin dan menggerakkan secepat mungkin menyebabkan rasa nikmat yg belum pernah kurasakan. Aku melenguh dan memagut dia sekuat-kuatnya dan kami larut dalam kenikmatan yg tiada tara. Namun bersamaan dengan itu, rasa sakit yang amat sangat kembali menyeruak ke otakku sampai kepalaku terasa mau meledak ketika pada puncaknya nikmat itu Ifan menggigit puring susuku kuat-kuat.
Tubuhku meronta dan mengejang menahan rasa sakit yang amat sangat dan tiba-tiba terasa vaginaku menjepit milik Ifan dengan kuat dan Ifan kesulitan menggerakkan miliknya dalam rongga tubuhku. Namun tampaknya Ifan justru merasakan puncak kenikmatan dan terasa cairan hangat menyemprot dari milik Ifan menjadikan rasa sakit yang kurasakan bercampur rasa sakit yang tak terhingga.
Hampir pingsan aku merasakannya. Tubuhku lemas seolah tak bertenaga. Rasa sakit yang mendenyut-denyut menyadarkanku dan kutolakkan tubuh Ifan yang masih menindihku. Berbagai perasaan mengaduk-aduk dalam diriku. Aku marah, terkejut, menyesal sekaligus juga senang bercampur aduk. Marah sebab aku tak menyangka Ifan memukuliku seperti itu. Terkejut, aku tak menyangka Ifan yang biasanya menyayangiku tiba-tiba berubah menjadi setan iblis yang berbuat sekasar itu. Menyesal, mengapa Ifan sampai berbuat seliar itu memperkosaku, padahal aku menginginkan diperlakukan dengan lembut dan hangat. Tapi aku juga senang, ternyata Ifan nggak impoten seperti yang kutakutkan; dan aku juga senang bisa mempersembahkan keperawananku pada suamiku.
Aku menangis tersedu-sedu, tidak saja oleh berbagai rasa yang mengaduk-aduk perasaanku seperti yang kuceriterakan di atas, tapi juga oleh rasa sakit yang mendenyut-denyut di sekujur tubuhku. Rasa sakit seolah-olah menyentak-nyentak dari bekas cambukan di punggung dan dada, dan bekas gigitan Ifan di puting susuku. Juga ada rasa perih di selangkanganku.
Rupanya isak tangisku menyadarkan Ifan yang masih tergolek lemas setelah kutolakkan dari atas tubuhku. Dengan cepat ia memelukku dan memohon-mohon maaf padaku sambil ikut menangis.
Semula aku masih marah dan kutolakkan tangannya yang mau memelukku. Tapi Ifan benar-benar menangis kaya anak kecil, ia memohon-mohon maaf dan berjanji tak akan berbuat kasar lagi kepadaku. Akhirnya luluh juga hatiku dan ketika entah ke berapa puluh kalinya ia memohon maaf, dengan pelan kuanggukkan kepalaku dan kubiarkan tangannya memelukku. Ia amat senang aku memaafkannya, dengan cepat ia bangkit dan menuju kotak P3K. Diambilnya obat dan kapas. Ifan kembali menjadi Ifan yang selama ini kukenal, kembali lembut dan penuh kasih sayang. Dengan masih memohon-mohon maaf serta berjanji tak akan memukulku diambilnya handuk dan dibasahinya dengan air hangat. Disekanya tubuhku yg penuh dengan bilur-bilur, beberapa di antaranya sampai mengeluarkan darah.
Aku merintih ketika luka-luka bekas cambukan itu kena handuk basah. Rasa pedih yang amat sangat menyentak-nyentak sampai ke otakku, apalagi setelah diusap dengan obat luka yang amat pedih kurasakan. Aku tidak hanya merintih, tetapi menangis sambil mengaduh kesakitan.
Tiba-tiba kurasakan tangan Ifan gemetar dan matanya yang tadi lembut berubah menjadi ganas, kembali seperti ketika tadi ia memperkosaku. Aku semakin meringis kesakitan sambil mengaduh keras-keras ketika tangannya yang mengusapkan obat yang amat pedih ke susuku tiba-tiba mencengkeram kedua susuku dengan kuatnya. Aku meronta-ronta tapi Ifan tampak sudah lupa diri. Dengan kasar kedua tanganku yang berusaha menutupi kedua susuku dipegangnya dan ditekan ke atas kepalaku. Dengan ganas dan liar kembali bibirnya mengulum puting susuku yang masih sakit, membuat kumenjerit kesakitan.
Jeritanku, rontaanku malah membuatnya semakin ganas, tidak saja ia mengulum kedua puting susuku, namun ia menggigitnya keras-keras membuatku semakin keras menjerit-jerit kesakitan sambil meronta-ronta berontak ingin lepas dari tindihannya. Namun Ifan justru semakin liar dan ganas. Kepalanya terus turun dari dadaku, menjelejahi perutku, lalu aku tak tahu bagaimana melukiskan rasanya ketika kurasakan lidahnya menyentuh kelentitku, sementara kedua tangannya kini meremas-remas susuku sekuat-kuatnya. Rasa nikmat bercampur rasa sakit membuatku semakin meronta-ronta.
Aku semakin menjerit-jerit histeris, nggak tahu apakah jerit kesakitan atau jerit kenikmatan ketika kurasakan kelentitku dihisapnya kuat-kuat sehingga hampir seluruhny masuk ke dalam rongga mulutnya dan kurasakan lidahnya bergerak licah kesana-kemari mempermainkan kelentitku yang ada dalam mulutnya di sela-sela gigi-giginya. Namun kemudian aku benar-benar menjerit kesakitan, bahkan sampai meraung-raung ketika kurasakan gigi-gigi Ifan menggigit dan mengunyah kelentitku. Aku benar-benar merasakan rasa sakit yang amat luar biasa. Semakin aku menjerit semakin buas pula Ifan menggigit dan mengunyah kelentitku.
Aku sudah hampir pingsan ketika Ifan menghentikan gigitan dan kunyahannya di kelentitku. Ia kembali berubah menjadi binatang buas yang mengerikan. Dengan kasar direnggangkan kedua pahaku dan kembali ia menindihiku sambil memasukkan miliknya dalam kemaluanku. Aku meronta-ronta sekuat-kuatnya karena sambil menggerakkan miliknya keluar masuk dalam lubang kemaluanku, kini mulut Ifan kembali menggigit dan mengunyah-ngunyah kedua puting susuku secara bergantian. Semakin kuat aku meronta, semakin keras aku menjerit dan menangis kesakitan, Ifan semakin ganas pula sampai akhirnya terasa tubuh Ifan menekan tubuhku sekuat-kuatnya dan giginya yang tajam terdengar bergemeletuk menggigit puting susuku sampai aku meronta sekuat-kuatnya dan terasa kembali cairan hangat menyemprot ke dalam lubang kemaluanku. Ada rasa nikmat tapi rasa nikmat itu masih terkalahkan oleh rasa sakit yang tiada tara.
Kami tergolek lemas, tenagaku benar-benar sudah habis, tak kuasa aku menggerakkan ujung jariku saja. Kubiarkan Ifan tetap terbaring menindihi tubuhku. Aku menangis tersedu, tidak saja oleh rasa sakit yang masih mendenyut-denyut dari bekas cambukan punggungku dan bekas gigitan Ifan di kedua susuku, melainkan lebih oleh rasa sakit hati dan kecewa. Betapa Ifan yang kucinta sepenuh hati dan ingin kuserahkan segenap hidupku, jiwa ragaku, kok tega berbuat sekasar itu pada diriku.
Mendengar tangisku, Ifan tampaknya tersadar dan dengan cepat meloncat dari atas tubuhku. Aku bisa bernafas lega sebab ia sudah tidak menindihku lagi. Ifan tampak melotot memandangi tubuhku yang telanjang dan darah meleleh dari kedua puting susuku yang luka akibat gigitannya. Ifan tersadar dan kembali menangis memohon-mohon ampun dan aku yang masih lemas tak mampu menolak tangannya yang mengusap-usap kedua putingku yang luka, meski sebenarnya aku ingin marah dan tak sudi disentuh. Tapi mulutku tak bisa menahan aduhanku ketika Ifan membersihkan darah yang mulai mengering dari puting susuku. Mula-mula Ifan dengan hati-hati membersihkan darah dari sekitar puting susuku, namun lama-lama ketika mendengar rintih kesakitan dari mulutku, tangan Ifan semakin kuat mencengkeram kedua susuku. Pasti saja aku merintih lebih keras sambil meronta-ronta.
Selanjutnya Ifan semakin ganas meremas-remas dan mencubit puting susuku, bahkan memilin-milin puting susuku yang luka itu sehingga terasa darah kembali merembes keluar membasahi tangan Ifan. Akibatnya aku semakin meronta-ronta dan rtintihan kesakitanku semakin keras dan Ifanpun semakin liar, semakin ganas dan semakin buas memperlakukan aku yang sudah nggak bisa melawan lagi. Ketika rasa sakit tak bisa kutahan lagi, aku meronta-ronta sambil menjerit-jerit kesakitan tetapi justru hal itu semakin membuat Ifan semakin buas dan liar. Ditelentangkan kembali aku yang berusaha telungkup agar kedua susuku selamat dari remasannya, lalu direnganggkannya kedua pahaku dan ia sudah di atas tubuhku. Dengan ganas dan liar ia kembali menyetubuhiku, sambil mulutnya mengulum, menggigit dan mengunyah kedua susuku secara bergantian. Aku hanya bisa meronta dan menjerit kesakitan, namun Ifan semakin liar dan cepat sampai akhirnya ia mengigit putingku sekuat-kuatnya ketika ia mencapai puncaknya dan akupun menjerit sekeras-kerasnya karena menahan rasa sakit yang tak terperikan.
Rasa sakit yang amat sangat menjadikan tubuhku mengejang dan akibatnya kembali milik Ifan terjepit kuat oleh vaginaku yang menegang dan mengencang ketika aku menahan rasa sakit yang amat sangat. Ifan kesulitan menggerakkan miliknya karena kuatnya jepitan vaginaku. Namun hal itu justru membuat Ifan semakin kuat menekan dan menarik miliknya sambil dari mulutnya yang menggigit puting susuku juga keluar erang kenikmatan, sampai akhirnya kembali terasa cairan hangat menyemprot ke dalam vaginaku. Rasa sakit yang amat sangat membuat pandanganku gelap dan aku tak ingat apa-apa lagi.
Aku tersadar dari pingsanku ketika kurasakan rasa sakit berdenyut-denyut dari dadaku dan ketika kubuka mataku, Ifan tampak membersihkan darah yang semakin banyak merembes membasahi kedua bukit susuku. Mendengar desis kesakitanku, terasa tangan Ifan meremas susuku semakin kuat. Hal ini membuat aku kembali mengerang kesakitan sambil meronta.
Tampaknya erang kesakitanku kembali merangsang Ifan, ia semakin kuat meremas-remas susuku, lalu kembali ia mengulum, mengunyah dan menggigit kedua susuku, menjadikan aku kembali menjerit-jerit kesakitan. Namun hal ini justru membuat Ifan bertambah ganas dan kembali ia dengan liar dan ganasnya naik ke tubuhku dan aku hanya bisa menangis menjerit-jerit kesakitan ketika ia mengayun-ayunkan pantatnya di atas tubuhku dan mulutnya mengunyah dan mengigiti kedua puting susuku. Kembali rasa sakit yang amat sangat membuat tubuhku mengejang menahan rasa sakit dan kembali milik Ifan terjepit vaginaku sekuat-kuatnya sampai ia nggak bisa dengan mudah menggerak-gerakkan miliknya keluar masuk milikku.
Aku masih tergolek lemas tak kuasa menggerakkan sedikitpun semua anggota tubuhku ketika Ifan terpaksa berangkat ke kantor karena cuti bulan madunya habis. Ia harus bertugas ke luar daerah selama seminggu. Ia tampak amat khawatir dan sebenarnya tak ingin pergi, tapi bossnya di kantor telah meneleponnya. Ketika akan berangkat kembali Ifan menangis tersedu-sedu meminta maaf. Meski di satu sisi hatiku aku amat marah dan menyesal kawin dengannya yang memperlakukan aku dengan liar dan ganas sampai aku menderita rasa sakit yang tiada terperikan, namun di sisi relung hatiku yang lain aku tetap mencintainya dengan tulus. Akhirnya aku menganggukkan kepala sambil membelai-belai kepalanya yang tersedu-sedu di dadaku, ketika ia kembali dengan pandangan mata yang amat memelas meminta maaf. Aku berusaha tersenyum ketika menganggukkan kepalaku, dan mendorongnya untuk pergi bekerja. Akhirnya baru Ifan mau berangkat ke kantor.
Sepeninggal Ifan aku tercenung sendirian. Tubuhku masih sakit semua stlh semalaman nggak tahu berapa kali kami bercinta. Di satu sisi aku merasa bahagia krn ternyata Ifan tidak impoten seperti yg selama ini kupikirkan karena sebulan setelah pernikahan aku masih perawan; tapi di sisi lain aku mulai khawatir mengapa gairah Ifan justru terangsang ketika aku merintih kesakitan dan semakin ganas dan liar ketika aku menangis meronta kesakitan? Jangan-jangan .. aku tak berani meneruskan andai-andai dalam pikiranku.
Kusibakkan selimutku dan aku yg masih telanjang dengan tertatih-tatih berjalan menuju ke muka cermin. Rasa sakit yg amat pedih terasa di selangkanganku. Ketika aku berdiri di muka cermin, tampak masih ada darah mengering di pangkal pahaku.
Melihat itu aku bangga sebab aku bisa mempersembahkan keperawananku kepada Ifan yg amat kucintai. Tapi ketika mataku terarah ke bayangan tubuhku yg telanjang, aku bergidik ngeri. Masih terlihat jelas bilur-bilur merah tua malang melintang di sekujur tubuhku bekas cambukan tadi malam; dan juga tampak sekali gigi-gigi Ifan masih membekas di kedua puting susuku dan daerah di sekitarnya. Luka-luka itu masih merembeskan darah dan rasa sakitnya masih mendenyut-denyut terasa amat menyakitkan.
Kembali aku bertanya-tanya. Seribu satu pertanyaan masih berputar di kepalaku. Mengapa Ifan justru terangsang hebat stlh mencambuki aku? Mengapa ketika aku meronta sambil menangis menjerit-jerit kesakitan justru Ifan menubrukku dengan ganas dan akhirnya berhasil merobek selaput keperawananku? Mengapa setelah itu ketika membelai tubuhku yg sakit dan aku merintih kesakitan justru gairah Ifan bangkit lagi? Mengapa Ifan semakin ganas menggigiti kedua susuku sampai aku meronta-ronta dan menangis kesakitan? Apakah Ifan ..? Pertanyaan itu sengaja tak kuteruskan sebab aku takut sendiri akan jawabannya.
Dgn malas aku kembali berbaring sambil mengambil roti lapis yg tadi sudah disiapkan Ifan ketika mau berangkat. Ketika memegang roti panggang lapis daging dan susu hangat di gelas, aku teringat Ifan, betapa dia masih menyempatkan menyiapkan makanan itu untukku? Betapa dia penuh penyesalan sampai memangis ketika gairahnya telah mereda dan melihat tubuhku yg penuh luka? Namun kenapa ia kembali menjadi ganas dan liar begitu mendengar rintih kesakitanku? Apakah aku hrs mengalami spt ini setiap melayani Ifan? Kembali aku nggak berani menjawab. Aku takut membayangkan kenyataan yang terbentang di hadapanku.
TAMAT